Mensyukuri Nikmat 10 Hari Awal Dzul Hijjah
Khutbah Pertama:
الحمد لله الذي فضل الأشياء على بعض، وجعل بين أفرادها من تفاوت الفضل كما بين علو السماء وبسط الأرض، وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له هو الحق المبين، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الصادق الأمين، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين، ومن تبعهم محسنا إلى يوم الدين.
أما بعد:
Kaum muslimin,
Bertakwalah kepada Allah. Ucapkanlah ucapan yang benar. Tauhidkanlah Allah. Dan tetaplah menjadi hamba Allah yang sebenar-benarnya. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (71)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” [Quran Al-Ahzab: 70-71].
Ibadallah,
Manfaatkanlah waktu-waktu dari umur Anda dan kondisi fisik Anda yang kuat untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menggapai cinta dan ridha-Nya. Sekarang Anda berada di sepuluh hari awal bulan Dzul Hijjah. Sepuluh hari yang Allah gunakan untuk bersumpah karena keagungannya. Hari-hari yang Allah sebutkan sebagai hari-hari al-ma’lumat. Yang telah diketahui tentang keutamaan dan keagungannya sejak dulu. Allah Ta’ala berfirman,
وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” [Quran Al-Fajr: 1-2].
Demikian juga firman-Nya,
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ
“Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” [Quran Al-Hajj: 28]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan tentang keagungan hari-hari ini dengan sabda beliau,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».
Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah). Para sahabat bertanya: Tidak pula jihad di jalan Allah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun. (HR. Abu Daud no. 2438).
Hari-hari yang paling utama, siang dan malamnya untuk diisi dengan amal shaleh di dalamnya adalah sepuluh hari awal Dzul Hijjah.
Di antara bentuk amalan shaleh yang dilakukan di hari-hari ini adalah amalan yang biasa kita isi di dalamnya dengan ketaatan. Baik amalan pagi atau sore. Dan siang atau malam. Seperti shalat lima waktu. Berbagai amalan shalat sunat yang biasa dikerjakan. Shalat rawatib. Shalat duha. Shalat witir. Dan shalat malam.
Adapun amalan khusus yang dikerjakan di hari-hari ini, di antaranya seperti yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ (رواه مسلم، رقم 1162)
“Puasa hari Arafah saya berharap kepada Allah dapat menghapuskan (dosa) tahun sebelum dan tahun sesudahnya. Dan puasa hari Asyura saya berharap kepada Allah dapat menghapus (dosa) tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no. 1162).
Kemudian berkurban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap tahun melakukan ibadah kurban. Hingga beliau wafat. Hal ini diikuti oleh para sahabat beliau. Beliau mengamalkan firman Allah Ta’ala,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” [Quran Al-Kautsar: 2]
Yang paling utama adalah seseorang menyembelih hewan kurbannya dengna tangannya sendiri. Kalau hal ini tidak mampu ia lakukan, makai a beralih pada tingkatan yang kedua, yaitu menghadiri penyemebelihan hewan kurbannya. Kalau ini juga masih tidak mungkin, maka sembelihlah hewan kurban tersebut di kampung tempat dia tinggal. Dan ingatlah, maksud dari berkurban adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan mengalirkan darah hewan kurban.
Amalan lainnya adalah memperbanyak dzikir mengagungkan Allah dengan takbir, tahmid, dan tahlil. Seseorang memperbanyak ucapan:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Takbir secara mutlak, dilakukan setiap waktu selama sepuluh hari pertama Dzul Hijjah. Kemudian takbir yang muqayyad (terikat) dilakukan di setiap selesai shalat lima waktu. Mulai dari tanggal 10 Dzul Hijjah hingga shalat asar di tanggal 13 Dzul Hijjah. Inilah di antara amalan yang hendaknya kita bersemangat melakukannya. Mengingat sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).”
أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَلِيُّ العَظِيْمُ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
Khutbah Kedua:
الحمد لله الذي هدى إلى الطاعات، وحبب إلى فعل الحسنات، وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل على محمد وعلى آل محمد، كما صليت على إبراهيم، وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد، كما باركت على إبراهيم، وعلى آل إبراهيم، إنك حميد مجيد.
أما بعد:
Kaum muslimin,
Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk bersyukur kepada-Nya. Dan bentuk syukur itu dapat diwujudkan dengan melakukan amalan shaleh. Allah Ta’ala berfirman,
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
“(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” [Quran Al-Isra: 3]
Maksudnya adalah keturunan orang-orang yang tersisa, yang masih hidup saat semua kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam terkena addzab. Mereka yang tidak terkena adzab ini adalah orang-orang yang beriman dengan Nabi Nuh ‘alaihissalam. Keturunan mereka mendapatkan keberkahan dan kedudukan yang tinggi. Karena mereka bersyukur dengan beribadah kepada Allah Ta’ala. Bersyukur karena nenek moyang mereka diselamatkan Allah. Demikian juga firman Allah Ta’ala,
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا
“Beramallah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah).” [Quran Saba: 13].
Dan bentuk syukur kita kepada Allah diberi kesempatan sampai di waktu yang baik ini adalah mengisinya dengan ibadah kepada Allah Ta’ala. Bersungguh-sungguh beramal di dalamnya. Kita bersyukur kepada Allah dengan menginfakkan waktu kita untuk beramal shaleh dan mendekatkan diri kepada-Nya.
اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ، وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الكُفْرَ وَالفُسُوْقَ وَالعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الرَاشِدِيْنَ.
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسِنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَهَا.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
اَللَّهُمَّ أَتِمَّ عَلَى المُسْلِمِيْنَ حَجَّهُمْ فِيْ صِحَّةٍ وَسَلَامَةٍ وَعَافِيَةٍ، اَللَّهُمَّ أَتِمَّ عَلَى المُسْلِمِيْنَ حَجَّهُمْ فِيْ صِحَّةٍ وَسَلَامَةٍ وَعَافِيَةٍ، اَللَّهُمَّ أَتِمَّ عَلَى المُسْلِمِيْنَ حَجَّهُمْ فِيْ صِحَّةٍ وَسَلَامَةٍ وَعَافِيَةٍ ، اَللَّهُمَّ رُدَّهُمْ إِلَى أَهْلِهِمْ بِذَنْبٍ مَغْفُوْرٌ وَسَعْيٍ مَشْكُوْرٌ.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ اليَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُنْيَا، اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا أَبَدًا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلِ الوَارِثَ مِنَّا، اَللَّهُمَّ لَا تَجْعَلِ الدُنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، اَللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ فِتْنَتَنَا فِي الدُنْيَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَخَافَكَ فِيْنَا وَلَا يَرْحَمُنَا.
اَللَّهُمَّ فَرِّجْ كُرْبَ المَكْرُوْبِيْنَ، وَنَفِّسْ هُمُوْمَ المَهْمُوْمِيْنَ، وَاقْضِ الدَيْنَ عَنْ المَدِيْنِيْنَ، وَأَطْلَقَ أَسْرَى المُسْلِمِيْنَ، وَاشْفِ مَرْضَنَا وَمَرْضَى المُسْلِمِيْنَ.
ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Diterjemahkan dari Khutob Dzul Hijjah oleh Syaikh Shaleh al-Ushaimi
Artikel www.KhotbahJumat.com
Artikel asli: https://khotbahjumat.com/5487-mensyukuri-nikmat-10-hari-awal-dzul-hijjah.html